KEORGANISASIAN
Pada dasarnya manusia senantiasa menginginkan kemudahan dalam mencapai tujuan yang ingin diraihya. Namun dilain sisi manusia juga memahami segala keterbatasan yang dimilikinya, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Dengan demikian manusia menyadari perlunya kerjasama dengan orang lain untuk mencapai sebuah tujuan maka lahirlah yang namanya organisasi
BERORGANISASI,,, KENAPA TIDAK ????!!!
Mungkin itulah salah satu kalimat yang cocok untuk meyakinkan orang-orang yang menganggap bahwa organisasi itu berseberangan dengan nilai akademik. Sekelompok orang atau beberapa individu ada yang beranggapan bahwa ikut aktif di sebuah organisasi dapat mngganggu aktifitas study mereka. Malahan ada yang menganggap bahwa ikut aktif di sebuah organisasi tidak lain hanya sekedar kumpul-kumpul, ikut-ikutan dan membicarakan suatu topic tertentu yang mneurut mereka tidak berguna sama sekali. Dari situ mereka mengambil kesimpulan bahwa alangkah lebih baik jika hanya berfokus dalam study saja dan abaikan saja apa itu yang namanya berorganisasi.
Dari sini kita dapat menangkap seklumit fenomena yang tentu saja tdak sesuai dengan asas dan tujuan dari organisasi itu sendiri. Selain itu juga apakah ada hubungan keterkaitan antara kebutuhan berorganisasi dengan akademik. Untuk menjawab hal ini kita harus mngerti dulu apa itu sebenanya organisasi dan bagaimana praktek pelaksanaan yang benar di dalam organisasi itu. Nah kalau kita sudah bener-bener tau, sudah barang tentu kita tidak akan tergolong sekelompok orang –orang yang menilai negative tentang berorganisasi.
Dari pengertian organisasi sendiri kita dapat mengambil satu point penting yaitu kata sekumpulan atau sekelompok. Tentu sebuah orgnisasi tidak lepas akan hal itu. Bagaimana tidak, apa mungkin organisasi hanya dianggotai oleh satu individu saja. Kalau seperti itu namanya bukan organisasi tetapi sendiriisasi. Bagaimana kok sampai ada orang yang menganggap organisasi bukanlah suatu yang penting sedangkan kita tahu bahwa sebuah organisasi pasti di dalamnya terdiri dari sekelompok orang yang berbeda latar belakang, watak, pengetahuan, serta pengalaman dan lain sebagainya. Dengan keragaman dari sekelompok orang tersebutlah justru kita bisa memperoleh satu segi positif dari berorganisasi. Coba pembaca silahkan berfikir sejenak, jika ada sekelompok orang saling bertukar fikiran, beradu argument, saling memberi masukan satu sama lain dan saling mengisi jika ada kekurnagan diantara kedua pihak tersebut. Nah secara tidak langsung kita akan memperoleh nilai plus dari keikutsertaan dalam sebuah komunitas tersebut kan ! daripada kita mengotak-atik suatau hal menurut ide dan pendapat kita sendiri malah itu belum tentu benar.
Disamping itu, masih dalam artian sekumpulan. Satu point lagi yang harus kita tahu. Jika dalam sebuah komunitas menyepakati suatu perkara yang sebelumnya menjadi perbedaaan diantaa mereka, tentu saja kesepakatan itu lebih diperhitungkan dan dipertimbangkan daripada hanya berasal menurut pendapat seorang saja. Sehinga kita tahu sebuah ijma’ dari ulama malah menempati urutan ke tiga sebagai dasar hukum di dalam Islam setelah AlQuran dan Hadits yang tentu saja kesemua itu tidak lepas karena ijma’ ulama adalah sebuah kesepakatan umum yang semua anggotanya harus setuju. Dan organisasipun tidak lebih memiliki kandungan makna yang seperti itu.
Kembali kepada topik semula, menurut hemat penulis antara akademis dan kebutuhan berorganisasi itu memiliki hubungan erat. Kalau dalam istilah biologi mungkin simbiosis mutualisme yaitu hubungan dua unsur yang satu sama lain saling menguntungkan. Kenapa seperti itu, karena memang antara oraganisasi dan akademik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Edukasi merupakan asas dan pondasi untuk dapat bisa berperan aktif dalam sebuah oragnisasi. Berorganisasi tanpa memiliki dasar penddidikan yang cukup akan timbul anggapan berorganisasi cuman sekadar grubyak-grubyuk atau ikut ikutan saja.
Kalau kita sudah mengetahui bagaiman pentingnya nilai edukasi dalam ikut berperan aktif dalam sebuah oraganisasi, terus bagaimana imbal baliknaya. Tentu saja ada. Kan sudah penulis sebutakan bahwa ibaratnya adalah simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan. Jadi imbal balik organisasi terhadap akademik adalah merupakan realisasi atau penerapan dari yang semula belajar di bangku sekolah atau kuliah kemudian di peragakan secara langsung di lapangan. Kita juga akan mendapatkan banyak pengalaman bagaiman cara kita brsosialisasi dan bermsyarakat yang baik. Dan tentu saja pelajaran itu dapat kita peroleh hanya jika kita berorganisasi. Seprerti itulah keuntungan diantara keduanya yaitu saling mengisi dan melengkapi. Kalau diawal disebutkan bahwa ada sekelompok orang yang beranggapan ketidakpentingan berorganisasi lebih disebabkan oleh topik yang dikaji hanya hal-hal yang diluar dari seperti apa yang mereka dapatkan dibangku kuliah. Akan tetapi hemat penulis jusru hal yang seperti itulah yg malah bisa menopang dan menambah pengetahuan serta pengalaman bagaiman cara kita berinteraksi dan bersosialisasi yang baik dengan masyarakat.
Akan tetapi ada satu hal yang perlu diingat. Kita yang saat ini bersetatus sebagi mahasiswa haruslah pandai-pandai menyeimbangkan antara berorganisasi dan study. Jangn sampai kita berat sebelah. Dalam artian cuman mementingkan organsasi saja atau Cuma edukasi saja. Tapi usahakan kita mampu mengatur sebaik mungkin dan sedemikian rupa supaya kita dapat mengambil manfaat dari kedua hal tersebut. Kalau sudah seperti itu insyaallah akan sukses study sukses juga berorganisasi. Terus bagaimana tip-tip atau metode untuk bisa seperti itu? Kalau masalah itu nanti akan kita bicarakan lagi dalm kesepatan lain.
Tetep semangat dan istiqomah kawan….!
NEXT....
Organisasi adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah,
Organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu kerjasama berdasarkan suatu pembagian kerja yang tetap. Hidup berkelompok pada umumnya membutuhkan suatu perkumpulan atau organisasi. Didalam UUD'45 pasal 28, berorganisasi disebutkan dengan istilah berserikat, dari ulasan singkat diatas kita sedikit byk mengetahui apa dan fungsi organisasi itu. dlm ruang lingkup yg plg kecil seperti keluarga serumah itu adalah organisasi juga. dimana kita akan belajar berinteraksi dlm lingkungan / kehidupan sosial. mencapai tujuan scara bersama2. berdemokrasi, dan belajar menghargai dan menghormati hak2 org lain. dan belajar berjiwa besar / legawa. serta belajar tuk bertanggung jawab pada diri sendiri dan komunitas,
kurangnya mahasiswa yg berminat dlm organisasi adalah kurangnya pemahaman akan fungsi dan manfaat positif dan bentuk organisasi itu sendiri. yg mereka liat hanyalah organisasi2 yg tdk sesuai dgn harapannya. dan mereka takut akan tanggung jawab / beban kerja yg akan dienbannya kalo bergabung dlm organisasi.
Lalu apa yang menjadi tujuan sehingga materi ini disajikan dihadapan saudara?
1. Dari sisi peran saudara sebagai seorang mahasiswa
Mahasiswa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari civitas akademika kampus. Dalam stratifikasi sosial komunitas ini menempati urutan teratas sebagai kaum intelektual. Kitapun memahami bahwa kaum intelektual dalam pola tingkah lakunya telah mengalami peradaban yang lebih maju dibanding strata sosial lainnya. Sehingga mahasiswa yang menjadi bagian dari kaum intelektual ini harus menyadari posisinya. Untuk itu mahasiswa perlu menyadari seluk beluk organisasi karena masyarakat menjadikan mahasiswa kiblat dalam melakukan konstruk peradaban.
Dilain pihak mahasiswa memiliki peran ganda yaitu sebagai pelajar dan sebagai sosial control bagi masyarakat dan hanya dengan pengenalan terhadap konsep berorganisasi yang dapat membuat mahasiswa itu mampu menjalani kedua program ini.
Sedemikian urgennya kesadaran berorganisasi ini sehingga dalam dunia kampus ada pameo yang mengatakan bahwa mahasiswa yang tidak berorganisasi bagai tentara yang menuju kemedan perang tanpa membawa senjata. Karena organisasi adalah ruh dari pergerakan mahasiswa dan dengan organisasi pula mahasiswa menyadari arti penting sebuah pergerakan.
Sebagaimana pada pembahasan sebelumnya, bahwa daerah atau wilayah yang dihuni oleh orang-orang yang memiliki kesadaran berorganisasi akan lebih mudah mengalami kemajuan. Demikian pula dengan dunia kampus, kampus yang dihuni oleh orang-orang yang memiliki kesadaran berorganisasi yang tinggi akan memperlihatkan kualitas mahasiswa yang jauh lebih maju baik dari segi pola pikir maupun dari pola tingkah lakunya dibanding dengan kampus yang dihuni oleh orang-orang yang melempem alias loyo tidak punya spirit bahkan mahasiswa yang seperti ini hanya akan menciptakan suasana kampus yang Laa Tamuutu Walaa Yahyaa.
2. Dari segi nash/ perintah berorganisasi
Muhammadiyah didirikan berdasarkan spirit surat Al-imran 104 dimana dalam ayat ini Allah memerintahkan agar ada segolongan manusia yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran. Ayat ini mengisyaratkan pada persoalan dakwah dan kemaslahatan umat manusia hendaknya kita senantiasa dalam berjamaah (berkelompok).
Selain itu Allah juga sangat mencinta hambanya yang melakukan kebaikan dalam sebuah komunitas, sebagaimana firman-Nya dalam surat Ash-shaf : 4, dalam ayat ini Allah menegaskan kecintaannya kepada manusia yang selalu bersatu dalam kebaikan dan hal ini dilakukan dalam sebuah komunitas (organisasi).
Meskipun kebaikan yang diperjuangkan tidak akan bertahan jika tidak dilakukan secara terorganisir, sebagaimana dalam pepatah Arab dikatakan bahwa:
Alhaqqu Bilaa Nidzhoomin yaglibuhul baathila binnidzhoom. (kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan yang tidak terorganisir)
Dalam organisasi teman-teman akan menemukan hal-hal yang tidak akan anda temukan ditempat lain. Disamapaikan pada penyambutan mahasiswa barau “REVOLUSI 10”di kampus staim sinjai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar