PENGERTIAN RETORIKA DAN
PERKEMBANGANNYA
By Kahar, S.Pd.I
A.
Ragam Pengertian Retorika
Munculnya pengertian retorika sejalan dengan sejarah
perkembangan retorika. Hal ini disebabkan setiap pereode retorika melahirkan
konsep retorika yang berbeda. Hal lain yang memengaruhinya adalah pandangan
para tokohnya. Adapun pengertian retorka terpapar di bawah ini.
1. Pada masyarakat Yunani,
retorika dikaitkan dengan pemerintah kerajaan yang tiran, retorika diartikan
kecakapan berpidato di depan publik untuk para wakil rakyat.
2.
Pada era perkembangan
kaum filosofis (kaum sofis),masa ini berkembang banyaknya perdebatan untuk
memenangkan suatu kasus tanpa melihat benar atau salah. retorika berarti
kecakapan berpidato untuk memenangkan suatu kasus tanpa memandang manfaat dan kebenaran.
3. Menurut Plato, Retorika
yang tidak memandang kemanfaatan dan kebenaran itu bukanlah retorika.
Menurutnya, retorika itu seni bertutur untuk memaparkan kebenaran.
4. Menurut Aristoteles
(Peletak dasar retorika ilmiah, dan disebut bapak retorika), retorika adalah
ilmu dan seni yang mengajarkan pada orang untuk terampil menyusun dan
menampilkan tuturan secara efektif untuk mempersuasi pihak lain.
Tuturan yang efektif menurutnya adalah memaparkan kebenaran, disiapkan dan
ditata secara sistematis dan ilmiah, mengolah dan menguasai topik tutur, serta
memunyai alas an pendukung atau argumen.
5.
Retorika baru masih
mengikuti pandangan Aristoteles hanya saja tidak sepakat dengan tujuan retorika
yang disampaikan oleh Aristoteles. Menurut retorika baru, tujuan retorika
adalah membina kerja sama, saling pengertian, dan kedamaian dalam masyarakat
lewat tutur.
Selain pengertian-pengertian berdasarkan sejarah perkembangan retorika, pengertian
retorika menurut para tokoh terpapar sebagai berikut.
1. Retorika adalah sebuah teknik
pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui
karakter pembicara, emosional atau argumen (Wikipidia)
2. D.
Beckett, Menurt Beckett Retorik itu adalah seni yang mengafeksi pihak lain
dengan tutur, yaitu dengan cara memanipulasi unsur-unsur tutur itu dan respon
pendengar. Tindakan manipulasi ini dilakukan dengan perhitungan yang matang
sebelumnya
3. Donald C.
Bryant. Prof. Bryant memandang Retorik itu sebagai suatu tutur yang mempersuasi
dan memberikan informasi yang rasional kepada pihak lain.
4. Bishop
Whatley. Whatley memandang Retorika itu sebagai masalah bahasa. Karena itu
bahasa kita pahami kalau dia membatasi Retorik itu “ Retorik adala seni yang
mengajarkan orang kaidah dasar pemakaian bahasa yang efektif.
5. Martin
Steinmann, Jr Steinmann, Jr melihat Retorik itu sebagai bahasa. Menurut
Retorikus ini, Retorik berbicara tenteng pemilihan yang efektif terhadap bentuk
cara-cara mengungkapkan yang sinonim. Akhirnya perlu diketehui suatu rumusan
yang agaknya abstrak sifatnya yaitu rumusan yang menganggap Retorik ini sebagai
suatu ide untuk mempersuasi.
6. Gorys Keraf menyatakan bahwa retorika
sangat terkait dengan teknik pemakaian bahasa sebagai seni yang
didasarkan pada pengetahuan yang tersusun baik. Jadi, ada dua aspek yang perlu
diketahui sesorang dalam retorika yaitu
pertama, pengetahuan mengenau bahasa dan penggunaan bahasa dengan baik,
dan kedua, pengetahuan tentang objek tertentu yang akan disampaikan dengan
bahasa itu. Oleh karena itu retorika harus dipelajari dalam rangka ingin
menggunakan bahasa yang sebaik-baiknya dengan tujuan tertentu. (keraf, 1994: 1)
7. Nurgiyantoro (1993:295) menyatakan bahwa retorika adalah cara penggunaan
bahasa untuk memperoleh efek estetik. Hal itu dapat diperolah dengan
kreativitas pengungkapan bahasa yaitu bagaimana pengarang menyiasati
bahasa sebagai sarana untuk
mengungkapkan gagasannya.
B.
Penyimpangan dan Keliru Gagas Tentang Retorika
Oka (1990:33-38) menjelaskan bahwa selain
pengertian-pengertian retorika berdasarkan sajarah perkembangannya, ada konsep
retorika yang menyimpang dari hakikat retorika yang sebenarnya.
Penyimpangan-penyimpangan itu antara lain dijelaskan di bawah ini.
1.
Penyamaan Retorika Dengan Studi Sastra
Penyamaan retorika dengan studi sastra ini terjadi
pada zaman Renaisance. Pada zaman ini adanya anggapan bahwa sastralah yang
menggunakan bahasa yang baik dan indah. Kemudian mengganggap bahwa ilmu yang
dapat membantu mempelajarinya adalah ilmu retorika.
2. Penyamaan Retorika dengan Gaya Bahasa dan Pendiksian
Penyimpangan ini terjadi karena adanya anggapan bahwa
retorika itu penggunaan bahasa untuk menyampaikan tuturan serta petunjuk
pemilihan materi bahasa untuk bertutur. Padahal hal yang berkaitan dengan
pemilihan bahasa, gaya bahasa, dan pendiksian hanyalah bagian terkecil dari retorika.
Atau dengan kata lain, itu merupakan aspek teknis saja dalam retorika.
3.
Penyamaan Retorika dengan pedoman Karang-mengarang
Penyimpangan ini terjadi karena adanya anggapan bahwa
menulis atau mengarang itu memerlukan pedoman. Pedoman karang-mengarang itu
yang disebut retorika. Padahal retorika lebih luas dari itu. Lebih tepat
dikatakan bahwa pedoman mengarang merupakan aplikasi retorika untuk tutur
tulis.
4.
Penyamaan Retorika dengan Kecakapan Bersilat Lidah
Bermula dari anggapan bahwa retorika adalah ilmu yang
mengajarkan kecakapan mempermainkan bahasa untuk mempengaruhi petutur, maka
retorika disamakan sebagai ilmu untuk bersilat lidah.
C.
Pengertian dasar Retorika
Dengan memperhatikan
pengertian retorika berdasarkan sejarah dan adanya keliru gagas tentang retorika
di atas, konsep dasar retorika dapat dirumuskan sesuai dengan hakikatnya. Perumusan pengertian retorika harus
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Retorika adalah salah satu cabang ilmu,
Retorika dipandang sebagai ilmu karena telah memiliki
syarat-syarat keilmuan (selanjutnya akan dibahas tersendiri)
2. Retorika memiliki tujuan yang luhur
Tujuan luhur retorika adalah membina saling
pengertian, kerja sama, dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan
luhur tersebut akan tercapai apabila diawali dengan beberapa kegiatan
pendahuluan yaitu (1) meyakinkan mitra tutur dengan ragam bahasa terteentu, (2)
menggunakan seperangkat ulasan, dan (3) menggunakan gaya penampilan tutur.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, retorika memberikan pedoman yang harus
diperhatikan, yaitu:
a.
Moral penutur dan mitra
tutur,
b.
Analisis yang objektif
dan sistematis terhadap topik tutur,
c.
Pewadahan hasil
analisis dengan bahasa yang baik
d.
Penyesuaian dengan
kondisi dan situasi tutur,
e.
Penataan secara
sistematis dan logis
f.
Penampilan keseluruhan
materi tutur dengan tewknik dan gaya yang memadai.
3. Retorika berfungsi memberi bimbingan dalam
mempersiapkan, menata, dan menampilkan tutur
Sebenarnya kegiatan bertutur adalah kegiatan yang
rumit yang memrlukan usaha yang sungguh-sungguh agar mitra tutur dapat menerima
gagasan yang disampaikan oleh penutur. Proses yang ditempuh untuk sampai pada
tuturan yang baik adalah (1) persiapan, (2) penataan, dan (3) penampilan.
Berdasarkan rangkaian uraian di
atas, terumus pengertian dasar retorika,
retorika adalah ilmu yang mengajarkan cara bertutur yang efektif untuk
terwujudnya saling pengertian, kerja sama, dan kedamaian dalam kehidupan
bermasyarakat. Untuk mencapai keefektifan itu, retorika mengajarkan
proses bertutur mulai persiapan tutur, penataan tutur, dan penampilan tutur.