Minggu, 30 Desember 2012

Hakikat Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan dasar manusia untuk memulai hidup, sehingga menjadi komitmen bersama bahwa pendidikan sangat mempunyai peran yang luhur dan agung. Sifat yang agung ini ditunjukkan dari peran pendidikan yang dipahamai sebagai pemberian bekal peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Dalam lagu kebangsaan Indoneisia Raya salah satu lirik lagunya menekankan “bangunlah jiwanya, bangunlah raganya” ini terbukti secara komsuntif pendidikan sangant dibuthkan.
Pendudikan merupakan peroses untuk mendewasakan manusia atau kata lain pendidikan merupakan untuk “memanusiakan manusia” Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara normal dan sempurna sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia.
Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari perilaku buruk menjadi tabiak yang baik, pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting Pendidikan dalam Islam, sehingga menjadi kewajiban perorangan.
Rasulullah SAW bersabda :
طلب العلم فريضة على كل مسلم
Artinya : “menuntut Ilmu itu diwajibkan atas tiap orang islam” (HR. IbnuBarri)

Dalam lingkup keluarga Allah SWT, brefirman dalam surat At-Tahrim ayat 6.[1]
$pkšr'¯»tƒtûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#þqè%ö/ä3|¡àÿRr&ö/ä3Î=÷dr&ur#Y$tR
Terjemanya :“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Bagaimana caranya supaya diri dan keluarga kita selamat dari siksa api neraka. Atau bagaimana diri dan keluarga kita tidak menjadi penghuni neraka? Caranya adalah dengan mendidik keluarga kita secara benar sesuai anjuran pendidikan agama Islam.
Begitu juga secara kelembagaan, pendidikan pun suatu kewajiban bila kita perhatikan dalam peroses belajar mengajar yang berlangsung dilembaga pendidikan Islam, baik pendidikan formal maupun nonformal.
Pendidikan janagn hanya dipandang sebagai suatu kewajiban. Tetapi juga harus pandai merencanakan, mengorganisir, mengemas, melaksanakan serta mengefaluasi dan menindaklajutinya secara bersinergi dan berkeseimbangan.[2]
Berangkat dari hal tersebut maka disusunlah makalah ini tentang hakekat pendidikan Islam yang mencakup tetang Pengertian  pendidikan islam, istilah yang di anggap memiliki arti yang dekat dan tepat dengan pendidikan Islam yaitu, term Tarbiyah, ta’lim dan ta’dib serta membahas fungsin pendidikan Islam bagi kehidupan manusia dan tentang tujuan pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Pendidikan Islam
Peroses pertumbuhan manusia, tumbuh dan berkembang secara alami sejak dalam alam rahim sampai akhir hayatnya. Mengalami peroses tahap demi tahap. Demikian juga kejadian alam ini diciptakan tuhan setingkat demi setingkat
Pendidikan sabagai usaha membina dan mengembangkan peribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan/pertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui peroses demi peroses kearah tujuah akhir perkembangan/pertumbuhannya.[3]
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari sang khaliq untuk beribadah. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebehian oleh Allah Swt dengan satu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa itu mengolah akal pikirannya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu peroses pembelajaran berdasarkan undang-undang Sisdiknas  No. 20 Tahun 2003 Bab I,[4] bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan peroses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Bebarapa ahli di Barat menjelaskan tantang konsep pendidikan,[5] antara lain.
1.      Mortimer J. Adle mengatakan: Pendidikan Adalah peroses di mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat mengetahui pembiasaan, disempurnakan dengan pembiasaan-pembiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat untuk membantu orang lain atau dirinya sendidriuntuk mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik.
2.      Herman H. Horne berpendapat: pendidikan harus dipandang sabagai suatu peroses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dan berintraksi dengan alam sekitar, dengan sesama manusia.
3.      William Mc Gucken SJ seorang toko Katolik berpendapat, bahwa pendidikan diartikan oleh ahli scholastic, sebagai suatu perkembangan dan ketangkapan dari kemampuan manusia baik moral, intelektual, maupun jasmaniah yang diorganisasikan, dengan atau untuk kepentingan individu atau sosial untuk mencapai tujuan akhir.
Maka, dari hal pokok yang terkandung dalam definisi tersebut adalah bahwa peroses kependidikan itu mengandung “pengarahan” kearah tujuan tertentu.[6]
Dalam studi pendidikan, sebutan “ pendidikan Islam” pada umumnya dipahami sebagai suatu ciri khas, yaitu jenis pendidikan yang berlatar belakang keagamaan. Dapat juga di ilustrasikanbahwa pendidikan yang mampu membentuk “manusia yang unggul secara intelektual, kaya dalam amal, dan anggung dalam moral”. Menurut cita-citanya pendidikan Islam meperoyeksi diri untuk memperoleh “insan kamil”, yaitu manusia yang sempurna dalam segala hal, sekalipun di yakini baru hanya Nabi Muhammad SAW yang telah mencapai kualitasnya.[7] Lapangan pendidikan Islam diidentik dengan ruang lingkup pendidikan islam yaitu bukan sekedar peroses pengajaran (face to face), tapi mencakup segala usaha penanaman (internalisasi) nilai-nilai Islam kedalam diri subyek didik[8]
Dalam beberapa ahli mendefinisikan  tentang kensep pendidikan Islam,[9] yaitu :
1.         Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju pada terbentuknya keperibadian utama menurut Islam.
2.         Syahmina Zaini berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah usaha mengembangkan fitra manusia dengan ajaran Islam agar terwujud (tercapai) kehidupan manusia yang makmur dan bahagia.
3.         Muhammad Athiya Al-Absyari berpendapat bahwa pendidikan Islam (At-Tarbbiyah al-Islamia) mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna  dan bahagia mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannyahalus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan maupun tulisan.
Dari berbagai definisi pendidikan Islam yang dikemukakan nampak sekali persoalan usaha membimbing ke arah pembentukan keperibadian, dalam arti akhlak menjadi perhatian utama, di samping kearah perkembangan diri.
B.  PerbedaanTerm Tarbiyah, TaklimdanTakdib
Adam sebagai manusia pertama dan sekaligus juga Rasul Allah yang pertama, telah merintis dan memancangkan tonggak budaya awal di bidan tarbiyah, taklim, dan takdib.langsung dengan petunjuki Allah.[10]
Ada tiga istilah yang dianggap memiliki arti dalam yang dekat dan tepat dengan pendidikan Islam,  ketiga istilah itu adalah Tarbiyah(تربية)Ta’lmi(تعلم) , dan Ta’dib(تآديب). Kendati pun demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga term memiliki kesamaan makna. Namun secara esensial. Setiap terma memiliki perbedaan, baik secara tekstual maupun kontekstual. Untuk itu perlu di kemukakan uraian dengan menggunakan pendapat berberapa ahli.[11]
1.    Tarbiyah(تربية)
Penggunaan istilah berakar dari tiga kata,[12]yaitu (1) raba yarbu(ربآ يربؤ)artinya bertambah dan tumbuh. (2) kata rabiya yarba (ربي، يربئ) artinya tumbuh dan berkembang, (3) kata, rabba yarubbu (رب،يرب)yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga,dan memelihara.
Kata rabb. Sebagimana yang terdapat dalam Q.S. Al-Fatihah ayat. 2Yang mempunyai kandungan makna berkonotasi dengan istilah al-tarbiyah. Sebab kata rabb (tuhan) dan murabbi (pendidik) berasal dari kata yang sama. Berdasarkan hal ini, maka Allah adalah pendidik yang maha agung bagi seluruh alam semesta
Uraian di atas secara filosofi mengisyaratkan  bahwa peroses pendidikan Islam adalah bersumber pada pendidikan yang di berikan Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaan-Nya, termasuk manusia. Dalam konteks yang luas, pengertian pendidikan Islam yang terkandung dalam terma al-tarbiyahterdiri dari empat unsur pendekatan, yaitu (1) memelihara dan menjaga fitrah peserta didik menjelang dewasa (baligh), (2) mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan, (3) mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan, (4)  melaksanakan pendidikan secara bertahap.[13]
Penggunaan terma al-tarbiyah untuk menunjuk makna pendidikan islam dapat difahami dengan menunjuk firman Allah, (lihat dalam Q.S. Al-Isra aya. 24).
2.    Ta’lim (تعليم)
Istilah lain yang juga digunakan untuk menunjukkan kegiatan pendidikan Islam adalah kata taklim.[14] Dalam sejarah pendidikan islam, terma al-mu’allim telah digunakan untuk istilah pendidik. Menurut konsep paedagogik islam. Kata taklim lebih luas jangkaunnya dan lebih umum daripada kata tarbiyahhal ini dapat dilihat bahwa Rasulullah SAW diutus untuk menjadi mu’allim(guru). Seperti ayat berikut ini sebagai penekanan pentingnya taklim bagi seluruh ummat manusia, (lihat Q.S. al Baqrah ayat. 151)
Menurut jalal, peroses taklim lebih umum dengan peroses tarbiyah karena:
Pertama, ketika mengajarkan al-Quran kepada kaum muslimin Rasulullah SAW tidak terbatas pada membuat mereka sekedar dapat membaca, melainkan membaca dengan perenungan yang berisikan pemahaman, pengertian tanggung jawab, penanaman amanah sehingga terjadi membersihkan diri (tazkiyah)dari segala kotoran. Menjadikan dirinya dalam kondisi siap menerima hikma,  dan mempelajari segala sesuatu yang belum diketahuinya serta barguna bagi dirinya.Hikma tidak dapat dipelajari secara parsial atau secara sederhana, melainkan mencakup keseluruhan ilmu secara negatif. Karena kata al-hikmah  itu barakar dari kata al-ihkam, yang berarti kesungguhan di dalam memperoleh ilmu, amal, perkataan dan/atau di dalam semua itu. Sedangkan tarbiyah merupakan peroses persiapan dan pengasuhan pada fase pertama pertumbuhan manusia, atau pada fase bayi dan kanak-kanak. Untuk itu penggunaan kata tarbiyah pada. (lihat Q.S. Al-Isra ayat 24)..
Kedua, kata taklim tidak berhenti hanya kepada pencapaian pengetahuan berdasarkan prasangka atau yang lahir dari takdik semata-mata,  ataupun pengetahuan yang lahir dari dongengan khayali dan syahwat atau cerita-cerita dusta, (lihat Q.S. Al-Baqarah ayat 78)
Ketiga, kata taklim mencakup aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan yang di butuhkan seseorang dalam hisupnya serta pedoman perilaku yang baik. Hal tersebut (lihat Q.S. Ynuus, ayat. 5).
3.    Ta’dib (تعليب)
Menurut Naqulb Al-Attas, istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan islam adalah al-ta’dib konsep ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW
اد بني ر فا حسن تآديى  (روه العسكري عن على)
Artinya: “Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan  pendidikanku (H.R. al-Askary dari Ali r.a)
Secara terminologi  istilah al-takdibberarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur yang ditemukan dalam diri manusia  (peserta didik) tentang pelbagai tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini. Pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat tuhan yang dalam tatanan wujud keperibadian [15]
Dari definisi tiga term Tarbiyah, Taklim dan takdib dapat diambil sebuah analisis, jika di tinjau dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan yang lainnya, tetapi juga terdapat keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Dalam term Tarbiyah, titik fokusnya pada pada bimbingan anak supaya mengembangan potensi dan tumbuh serta dapat berkembang secara sempurna. Yaitu suatu pengembangan ilmu dalam diri manusia dan penanaman akhlak yakni pengamalan ilmu yang benar dalam mendidik dirnya sendiri.
Adapun kata taklim, titik tekannya adalah pada penyampaian ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian tanggung jawab, dan penanaman amanh kepada peserta didik. Oleh karena itu, taklim disini mencakup aspek-aspek pengetahuan keterampilan yang di butuhkan seseorang dalam hidupnya dan pedoman perilaku yang baik.
Sedangkan kata takdib, titik tekannya adalah pada pasangan ilmu yang benar dalam diri sesorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik. Istilah ini mencakup unsur-unsur pengetahuan (‘ilm), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah).
C.  Fungsi Pendidikan Bagi Manusia dalam Islam
Pada hakikatnya, pendidikan adalah suatu peroses berlangsung secara kontinu dan berkesinambungan. Maka tugas dan fungsi pendidkan yang perlu diemban oleh pendidikan Islam merupakan peroses tampa akhir sejalan dengan konsensus universal yang diterapkan oleh Allh Swt dan Rasul-Nya, dengan istilah life long education(Q.S. Al-Hijr: 99) atau istilah Noeng Muhajir, belajar tiada akhir ( no limits of study). Kosep ini bermakna bahwa tugas dan funsi pendidikan memilik sasaran pada peserta didik yang senangtiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis, mulai kandungan sampai akhir hayatnya.[16]
Dengan demikian dapat, dipahami bahwa fungsi pendidikan Islam tidak saja dalam rangka membina manusia beriman dan bertakwa, berketerampilan dan berbudaya, tetapi manusia yang mampu mengatasi berbagai maslah dalam kehidupan, kemasyarakatan dan kemanusiaan, sehingga ia mampu memposisikan dirinya menjadi manusia yang berkualitas bagi agama, masyarakat dan bangsanya.[17]
Menurut Yusuf Amir Faisal, bahwa pendidikan islam dengan bertitik tolak dari perinsip Iman-islam-ihsan atau akidah-ibadah-akhlak untuk menuju satu sasarankemuliaan manusia dan budaya yang diridhai oleh Allah Swt, setidak-tidaknya memiliki fungsi-fungsi,[18] sebagai berikut :
1.         Individualisasi nilai dan ajaran islam demi terbentuknya derajat manusia yang muttaqimdalam bersikap, berpikir dan berperilaku.
2.         Sosialisasi nilai-nilai dan ajaran Islam demi terbenruknya umat Islam.
3.         Rekayasa kultur umat Islam demi terbentuk dan berkembangnya peradaban Islam.
4.         Menemukan, mengembangkan, serta memelihara ilmu, tekhnologi, keterampilan demi terbentuknya  para manjer dan manusia profesional.
5.         Pengembangan intelektual muslim yang mampu mencari, mengembangkan serta memelihara ilmu dan tekhnologi.
6.         Pengembangan pendidikan yang berkelanjutan dalam bidan ekonomi, fisika, kimia, seni musik, seni budaya, politik, olah raga, kesehatan, dl
7.         Pemgembangan kualitas muslim dan warga negara sebagai anggota dan pembina masyarakat yang berkualitas kompetitif.
D.  HubunganantaraTujuanHidupdanTujuanPendidikandalam Islam
Pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan keristalisasi nilai-nilai. Yang di maksud nilai-nilai ialah daya pendorong dalam hidup, yang memberi makna dan pengabsahan pada tindakan seseorang.[19]
Tujuan pendidikan ditentukan oleh pendidik sebagai orang yang mengarahkan peroses pendidikan. Karenanya tujuan pendidikan berkaitan erat dengan nilai-nilai yang di junjung tinggi oleh pendidik di dalam hidupnya. Dengan perkataan lain, tujuan pendidikan tidak bisa di pisahkan dari tujuan hidup pendidik. Tujuan pendidikan Islam sama dengan tujuan hidup yang di tetapkan oleh Allah. Di dalam al-Qur’an Allah telah memberitahukan tujuan diadakannya atau dihidupkannya manusia  atau tujuan hidup manusia, (lihat dalam Q.S. adz-Dzariyat, ayat 56)
Dengan demikian tujuan hidup, tujuan hidup manusia adalah untuk menjadipengabdi Allah, menjadi pelayang Allah, penurut kemauan Allah. Orang yang menurut kemauan Allah itu dinamakan juga taqwa. Orang yang paling tinggi derajat nilai dirinya dan paling mulia di sisi allah adalah orang yang paling bertakwa.[20]
Pendidikan Islam bukan hanya pengajaran teoritis, melainkan juga benar-benar melakukan pembentukan kecakapan riil yang diperlukan bagi seorang pengabdi Allah yang mendapat tugas sebagai khalifa di bumi, pengabdi Allah dinamakan juga orang takwa itubukanlah ahli teori keagamaan, melainkan tahu dengan jelas dan lengkap seluruh isi ajaran Allah di dalam Al-Qur’an dan cakap cakap mengerjakannya kedalam peraktek hidup sehari-hari, baik selaku individu maupun selaku keluarga, warga masyarakat dan bangsa.[21]
E.  Fungsi Filsafat Pendidikan Islam Terhadap Pendidikan Islam
Adapun fungsi-fungsi Filsafat Islam Terhadap Pendidikan Islam,[22] yaitu :
1.         Teori umum bagi pendidikan, sepanjang filsafat pendidikan islam tersebut mengarah terhadap apa dan bagaimana seharusnya pendidikan islam itu dilaksanakan.
2.         Kritik terhadap asumsis-asumsi yang dipegangi oleh para pendidik dan tenaga kependidikan. Jika pegangan peraktik pendidikan yang dilakukan oleh pendidik tidak menjiwai nilai-nilai Islam baik dalam pembentukan teori, konsep  maupun dalam konsep peraktiknya, maka filsafat pendidikan islam pada saat menjalankan tugas profesinya.
3.         Sebagi efaluasi dan sintesis terhadap kesenjangan-kesenjangan, pertentangan-pertentangan teori dan peraktiknya, antara teori dan teori lainnya, antara satu metode dengan metode lainnya sehingga jika tidak ada kecocokan atau tidak sinkron, maka dapat segera diperbaiki.
4.         Analisis terhadap konsep-konsep dan istilah-istilah pendidikan. Banyak Istilah dalam lapangan pendidikan yang harus didefinisikan dan dikembangkan, ditafsirkan dan dianalisis. Maka dari itu, supaya istilah-istilah, konsep-konsep dan ide-ide yang berkembang itu sesuai (sinkron) dan menjadi kesamaan persepsi dikalangan pendidik, maka perlu dianalisis, diselaraskan, dikaitkan satu dengan yang lain menjadi jalinan yang harmonis dan teratur.
5.         Normatif, Filsafat pendidikan Islam dijadikan sebagai penentu arah, pedoman, petunjuk dan pembimbing teori dan peraktik pendidikan. Dia memberi norma dan pertimbangan bagi kenyataan-kenyataan yang ada dalam pendidikan baik dalam hal konsep, teori, prinsip maupun dalam proses pendidika. Hal ini berarti dengan ini sekaligus dapat menyeleksi dan mengontrol arus mana yang harus dipakai dan mana yang harus ditolak dalam peraktek pendidikan di lapangan. Bahkan fungsi normatif ini sebagai kritis keberhasilam dalam proses pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A.    Pengertian Pendidikan Islam
Definisi pendidikan Islam yang dikemukakan nampak sekali persoalan usaha membimbing ke arah pembentukan keperibadian, dalam arti akhlak menjadi perhatian utama, di samping kearah perkembangan diri.
  1. PerbedaanTerm Tarbiyah, TaklimdanTakdib
Ada tiga istilah yang dianggap memiliki arti dalam yang dekat dan tepat dengan pendidikan Islam,  ketiga istilah itu adalah Tarbiyah(تربية)Ta’lmi(تعلم) , dan Ta’dib (تآديب) . Kendati pun demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga term memiliki kesamaan makna. Namun secara esensial. Setiap terma memiliki perbedaan, baik secara tekstual maupun kontekstual.
C.     Fungsi Pendidikan Bagi Manusia dalam Islam
Dengan demikian dapat, dipahami bahwa fungsi pendidikan Islam tidak saja dalam rangka membina manusia beriman dan bertakwa, berketerampilan dan berbudaya, tetapi manusia yang mampu mengatasi berbagai maslah dalam kehidupan, kemasyarakatan dan kemanusiaan, sehingga ia mampu memposisikan dirinya menjadi manusia yang berkualitas bagi agama, masyarakat dan bangsanya
  1. HubunganantaraTujuanHidupdanTujuanPendidikandalam Islam
Tujuan pendidikan ditentukan oleh pendidik sebagai orang yang mengarahkan peroses pendidikan. Karenanya tujuan pendidikan berkaitan erat dengan nilai-nilai yang di junjung tinggi oleh pendidik di dalam hidupnya. Dengan perkataan lain, tujuan pendidikan tidak bisa di pisahkan dari tujuan hidup pendidik. Tujuan pendidikan Islam sama dengan tujuan hidup yang di tetapkan oleh Allah
Daftar Pustaka
Abdullah, Abd. Rahman. 2002. Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Islam (rekonsstruksi pemikiran tinjauan filsafat pendidikan Islam), Yogyakarta: UII Press.

Budiman, Nasir. 2001.Pendidikan dalam Persepektif Al-Qur’an, Jakarta: Madani Press,

Hawi, Akmal. 200.Dasar-dasar Pendidikan Islam, Palembang : IAIN Raden Fatah Press,

Noer Aly, Hery, 1999. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu.

Muchtar, Hery Jauhari, 2008. Fikih Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mukodi, 2010.Pendidikan Islam Terpadu, reformasi pendidikan di era gelobal,Yogyakarta : Magnum Pustaka.

M. Arifin, 1993. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta ; Bumi Aksara.

Siregar, Maragustan,2010.Mencetak Pembelajar Menjadi Insan Paripurna, (Filsafat Pendidikan), Yogyakarta: Nuha Lentera.

-------------------------, 2010. Filsafat pendidikan Islam, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Usa, Muslim dan Wijdan SZ, Aden. 1997.Pemikiran Islam dalam Peradaban Industrial, Yogyakarta: Aditya Media.

UU RI. No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan PP R.I. Tahunn 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Wajib Belajar, Bandung : Citra Umbara.





[1]Depertemen Agama, Al-Qur’an san Terjemahannya, Bandung : J-ART, 2005, Hlm.560
[2]Hery Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Cet. II, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008, Hlm., 1
[3] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III, Jakarta ; Bumi Aksara, 199), Hlm. 11
[4]UU RI. No. 20 Tahun 2003 tentang SINDIKNAS dan PP R.I. Tahunn 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Wajib Belajar, Cet. II  Bandung : Citra Umbara
[5]M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam,Hlm. 12
[6]Ibid,.Hal. 13
[7]Muslim Usa dan Aden Wijdan SZ., Pemikiran Islam dalam Peradaban Industrial, Yogyakarta: Aditya Media, 1997.  Hlm., 35-36
[8]Nasir Budiman. Pendidikan dalam Persepektif Al-Qur’an, Cet.I,  Jakarta: Madani Press, 2001.  Hlm. 1
[9] Abd. Rahman Abdullah. Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Islam (rekonsstruksi pemikiran tinjauan filsafat pendidikan Islam) Cet. I, (Yogyakarta: UII Press, 2002. Hlm. 34-37
[10]Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : DJPKA. 1988. Hlm. 10
[11]Abd. Rahman Abdullah. Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Hlm.21
[12]Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999, Hlm., 4
[13] Mukodi, Pendidikan Islam Terpadu, reformasi pendidikan di era gelobal, Yogyakarta : Magnum Pustaka, 2010, Hlm., 2-3
[14]Maragustam Siregar, Fisafat Pendidikan Islam, Yogyakarta : 2010, Hlm., 30-32
[15]Mukordi, Pendidikan Islam Terpadu........ Hlm., 4
[16]Mukodi, Pendidikan Islam Terpadu,... Hlm., 9
[17]Abd. Rahman Abdullah., Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Islam... Hal.,54
[18]Ibid, Hal., 56
[19]Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam ... Hal.56
[20]Akmal Hawi. Dasar-dasar Pendidikan Islam, Palembang : IAIN Raden Fatah Press, 2005, Hlm., 10
[21]ibid , Hal., 11-12
[22]Maragustan Siregar, Mencetak Pembelajar Menjadi Insan Paripurna, (Filsafat Pendidikan), Yogyakarta: Nuha Lentera, 2010, hlm., 44-45