BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan dasar manusia
untuk memulai hidup, sehingga menjadi komitmen bersama bahwa pendidikan sangat
mempunyai peran yang luhur dan agung. Sifat yang agung ini ditunjukkan dari
peran pendidikan yang dipahamai sebagai pemberian bekal peserta didik untuk
menghadapi masa depannya. Dalam lagu kebangsaan Indoneisia Raya salah satu
lirik lagunya menekankan “bangunlah jiwanya, bangunlah raganya” ini terbukti
secara komsuntif pendidikan sangant dibuthkan.
Pendudikan merupakan peroses untuk
mendewasakan manusia atau kata lain pendidikan merupakan untuk “memanusiakan
manusia” Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara normal
dan sempurna sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia.
Pendidikan dapat mengubah manusia
dari tidak tahu menjadi tahu, dari perilaku buruk menjadi tabiak yang baik,
pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting Pendidikan dalam Islam, sehingga
menjadi kewajiban perorangan.
Rasulullah SAW bersabda :
طلب العلم فريضة على كل مسلم
Artinya : “menuntut
Ilmu itu diwajibkan atas tiap orang islam” (HR. IbnuBarri)
Dalam lingkup keluarga Allah SWT,
brefirman dalam surat At-Tahrim ayat 6.[1]
$pkr'¯»ttûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#þqè%ö/ä3|¡àÿRr&ö/ä3Î=÷dr&ur#Y$tR
Terjemanya
:“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka”
Bagaimana
caranya supaya diri dan keluarga kita selamat dari siksa api neraka. Atau
bagaimana diri dan keluarga kita tidak menjadi penghuni neraka? Caranya adalah
dengan mendidik keluarga kita secara benar sesuai anjuran pendidikan agama
Islam.
Begitu
juga secara kelembagaan, pendidikan pun suatu kewajiban bila kita perhatikan
dalam peroses belajar mengajar yang berlangsung dilembaga pendidikan Islam,
baik pendidikan formal maupun nonformal.
Pendidikan
janagn hanya dipandang sebagai suatu kewajiban. Tetapi juga harus pandai
merencanakan, mengorganisir, mengemas, melaksanakan serta mengefaluasi dan
menindaklajutinya secara bersinergi dan berkeseimbangan.[2]
Berangkat
dari hal tersebut maka disusunlah makalah ini tentang hakekat pendidikan Islam
yang mencakup tetang Pengertian
pendidikan islam, istilah yang di anggap memiliki arti yang dekat dan
tepat dengan pendidikan Islam yaitu, term Tarbiyah, ta’lim dan ta’dib
serta membahas fungsin pendidikan Islam bagi kehidupan manusia dan tentang
tujuan pendidikan islam
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam
Peroses pertumbuhan
manusia, tumbuh dan berkembang secara alami sejak dalam alam rahim sampai akhir
hayatnya. Mengalami peroses tahap demi tahap. Demikian juga kejadian alam ini
diciptakan tuhan setingkat demi setingkat
Pendidikan sabagai
usaha membina dan mengembangkan peribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan
jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena suatu kematangan
yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan/pertumbuhan, baru dapat
tercapai bilamana berlangsung melalui peroses demi peroses kearah tujuah akhir
perkembangan/pertumbuhannya.[3]
Pendidikan merupakan
salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana
menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan
penghidupan manusia yang mengemban tugas dari sang khaliq untuk beribadah. Manusia
sebagai mahluk yang diberikan kelebehian oleh Allah Swt dengan satu bentuk akal
pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam
kehidupannya, bahwa itu mengolah akal pikirannya diperlukan suatu pola
pendidikan melalui suatu peroses pembelajaran berdasarkan undang-undang
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab I,[4]
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan peroses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri,
keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Bebarapa ahli di Barat
menjelaskan tantang konsep pendidikan,[5]
antara lain.
1. Mortimer J. Adle mengatakan:
Pendidikan Adalah peroses di mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan
yang diperoleh) yang dapat mengetahui pembiasaan, disempurnakan dengan
pembiasaan-pembiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat
untuk membantu orang lain atau dirinya sendidriuntuk mencapai tujuan yang
ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik.
2. Herman H. Horne berpendapat:
pendidikan harus dipandang sabagai suatu peroses penyesuaian diri manusia
secara timbal balik dan berintraksi dengan alam sekitar, dengan sesama manusia.
3. William Mc Gucken SJ seorang toko Katolik
berpendapat, bahwa pendidikan diartikan oleh ahli scholastic, sebagai suatu
perkembangan dan ketangkapan dari kemampuan manusia baik moral, intelektual,
maupun jasmaniah yang diorganisasikan, dengan atau untuk kepentingan individu
atau sosial untuk mencapai tujuan akhir.
Maka,
dari hal pokok yang terkandung dalam definisi tersebut adalah bahwa peroses
kependidikan itu mengandung “pengarahan” kearah tujuan tertentu.[6]
Dalam
studi pendidikan, sebutan “ pendidikan Islam” pada umumnya dipahami sebagai
suatu ciri khas, yaitu jenis pendidikan yang berlatar belakang keagamaan. Dapat
juga di ilustrasikanbahwa pendidikan yang mampu membentuk “manusia yang unggul
secara intelektual, kaya dalam amal, dan anggung dalam moral”. Menurut
cita-citanya pendidikan Islam meperoyeksi diri untuk memperoleh “insan kamil”,
yaitu manusia yang sempurna dalam segala hal, sekalipun di yakini baru hanya
Nabi Muhammad SAW yang telah mencapai kualitasnya.[7]
Lapangan pendidikan Islam diidentik dengan ruang lingkup pendidikan islam yaitu
bukan sekedar peroses pengajaran (face to face), tapi mencakup segala
usaha penanaman (internalisasi) nilai-nilai Islam kedalam diri subyek didik[8]
Dalam
beberapa ahli mendefinisikan tentang
kensep pendidikan Islam,[9]
yaitu :
1.
Ahmad
D. Marimba berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani
dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju pada terbentuknya keperibadian
utama menurut Islam.
2.
Syahmina
Zaini berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah usaha
mengembangkan fitra manusia dengan ajaran Islam agar terwujud (tercapai)
kehidupan manusia yang makmur dan bahagia.
3.
Muhammad
Athiya Al-Absyari berpendapat bahwa pendidikan Islam
(At-Tarbbiyah al-Islamia) mempersiapkan manusia supaya hidup dengan
sempurna dan bahagia mencintai tanah
air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur
pikirannyahalus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik
dengan lisan maupun tulisan.
Dari
berbagai definisi pendidikan Islam yang dikemukakan nampak sekali persoalan
usaha membimbing ke arah pembentukan keperibadian, dalam arti akhlak menjadi
perhatian utama, di samping kearah perkembangan diri.
B. PerbedaanTerm Tarbiyah, TaklimdanTakdib
Adam
sebagai manusia pertama dan sekaligus juga Rasul Allah yang pertama, telah
merintis dan memancangkan tonggak budaya awal di bidan tarbiyah, taklim, dan
takdib.langsung dengan petunjuki Allah.[10]
Ada tiga istilah yang
dianggap memiliki arti dalam yang dekat dan tepat dengan pendidikan Islam, ketiga istilah itu adalah Tarbiyah(تربية)Ta’lmi(تعلم) , dan Ta’dib(تآديب). Kendati
pun demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga term memiliki kesamaan makna.
Namun secara esensial. Setiap terma memiliki perbedaan, baik secara tekstual
maupun kontekstual. Untuk itu perlu di kemukakan uraian dengan menggunakan
pendapat berberapa ahli.[11]
1. Tarbiyah(تربية)
Penggunaan
istilah berakar dari tiga kata,[12]yaitu
(1) raba yarbu(ربآ يربؤ)artinya bertambah dan tumbuh. (2) kata rabiya
yarba (ربي،
يربئ) artinya tumbuh dan
berkembang, (3) kata, rabba yarubbu (رب،يرب)yang berarti
memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga,dan memelihara.
Kata
rabb. Sebagimana yang terdapat dalam Q.S. Al-Fatihah ayat. 2Yang mempunyai kandungan makna berkonotasi
dengan istilah al-tarbiyah. Sebab kata rabb (tuhan) dan murabbi
(pendidik) berasal dari kata yang sama. Berdasarkan hal ini, maka Allah adalah
pendidik yang maha agung bagi seluruh alam semesta
Uraian di atas secara filosofi
mengisyaratkan bahwa peroses pendidikan
Islam adalah bersumber pada pendidikan yang di berikan Allah sebagai “pendidik”
seluruh ciptaan-Nya, termasuk manusia. Dalam konteks yang luas, pengertian
pendidikan Islam yang terkandung dalam terma al-tarbiyahterdiri dari
empat unsur pendekatan, yaitu (1) memelihara dan menjaga fitrah peserta
didik menjelang dewasa (baligh), (2) mengembangkan seluruh potensi
menuju kesempurnaan, (3) mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan,
(4) melaksanakan pendidikan secara
bertahap.[13]
Penggunaan terma al-tarbiyah untuk menunjuk
makna pendidikan islam dapat difahami dengan menunjuk firman Allah, (lihat
dalam Q.S. Al-Isra aya. 24).
2. Ta’lim (تعليم)
Istilah
lain yang juga digunakan untuk menunjukkan kegiatan pendidikan Islam adalah
kata taklim.[14]
Dalam sejarah pendidikan islam, terma al-mu’allim telah digunakan untuk
istilah pendidik. Menurut konsep paedagogik islam. Kata taklim lebih luas
jangkaunnya dan lebih umum daripada kata tarbiyahhal ini dapat dilihat
bahwa Rasulullah SAW diutus untuk menjadi mu’allim(guru). Seperti ayat
berikut ini sebagai penekanan pentingnya taklim bagi seluruh ummat manusia, (lihat
Q.S. al Baqrah ayat. 151)
Menurut
jalal, peroses taklim lebih umum dengan peroses tarbiyah karena:
Pertama, ketika mengajarkan al-Quran kepada kaum
muslimin Rasulullah SAW tidak terbatas pada membuat mereka sekedar dapat
membaca, melainkan membaca dengan perenungan yang berisikan pemahaman,
pengertian tanggung jawab, penanaman amanah sehingga terjadi membersihkan diri (tazkiyah)dari
segala kotoran. Menjadikan dirinya dalam kondisi siap menerima hikma, dan mempelajari segala sesuatu yang belum
diketahuinya serta barguna bagi dirinya.Hikma tidak dapat dipelajari secara
parsial atau secara sederhana, melainkan mencakup keseluruhan ilmu secara
negatif. Karena kata al-hikmah
itu barakar dari kata al-ihkam, yang berarti kesungguhan di dalam
memperoleh ilmu, amal, perkataan dan/atau di dalam semua itu. Sedangkan
tarbiyah merupakan peroses persiapan dan pengasuhan pada fase pertama
pertumbuhan manusia, atau pada fase bayi dan kanak-kanak. Untuk itu penggunaan
kata tarbiyah pada. (lihat Q.S. Al-Isra ayat 24)..
Kedua, kata
taklim tidak berhenti hanya kepada pencapaian pengetahuan berdasarkan prasangka
atau yang lahir dari takdik semata-mata,
ataupun pengetahuan yang lahir dari dongengan khayali dan syahwat atau
cerita-cerita dusta, (lihat Q.S. Al-Baqarah ayat 78)
Ketiga, kata
taklim mencakup aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan yang di butuhkan
seseorang dalam hisupnya serta pedoman perilaku yang baik. Hal tersebut (lihat
Q.S. Ynuus, ayat. 5).
3. Ta’dib (تعليب)
Menurut
Naqulb Al-Attas, istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan islam
adalah al-ta’dib konsep ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW
اد بني رﰉ فا حسن تآديى
(روه العسكري عن على)
Artinya: “Tuhan telah mendidikku, maka ia
sempurnakan pendidikanku (H.R. al-Askary
dari Ali r.a)
Secara terminologi istilah al-takdibberarti pengenalan dan
pengakuan yang secara berangsur-angsur yang ditemukan dalam diri manusia (peserta didik) tentang pelbagai tempat yang
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini.
Pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan
tempat tuhan yang dalam tatanan wujud keperibadian [15]
Dari definisi tiga term Tarbiyah, Taklim dan
takdib dapat diambil sebuah analisis, jika di tinjau dari segi penekanannya
terdapat titik perbedaan antara satu dengan yang lainnya, tetapi juga terdapat
keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Dalam term Tarbiyah, titik fokusnya pada
pada bimbingan anak supaya mengembangan potensi dan tumbuh serta dapat
berkembang secara sempurna. Yaitu suatu pengembangan ilmu dalam diri manusia
dan penanaman akhlak yakni pengamalan ilmu yang benar dalam mendidik dirnya
sendiri.
Adapun kata taklim, titik tekannya
adalah pada penyampaian ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian
tanggung jawab, dan penanaman amanh kepada peserta didik. Oleh karena itu,
taklim disini mencakup aspek-aspek pengetahuan keterampilan yang di butuhkan
seseorang dalam hidupnya dan pedoman perilaku yang baik.
Sedangkan kata takdib, titik tekannya
adalah pada pasangan ilmu yang benar dalam diri sesorang agar menghasilkan
kemantapan amal dan tingkah laku yang baik. Istilah ini mencakup unsur-unsur
pengetahuan (‘ilm), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah).
C. Fungsi Pendidikan Bagi Manusia dalam Islam
Pada
hakikatnya, pendidikan adalah suatu peroses berlangsung secara kontinu dan
berkesinambungan. Maka tugas dan fungsi pendidkan yang perlu diemban oleh
pendidikan Islam merupakan peroses tampa akhir sejalan dengan konsensus
universal yang diterapkan oleh Allh Swt dan Rasul-Nya, dengan istilah life
long education(Q.S. Al-Hijr: 99) atau istilah Noeng Muhajir, belajar tiada
akhir ( no limits of study). Kosep ini bermakna bahwa tugas dan funsi
pendidikan memilik sasaran pada peserta didik yang senangtiasa tumbuh dan
berkembang secara dinamis, mulai kandungan sampai akhir hayatnya.[16]
Dengan
demikian dapat, dipahami bahwa fungsi pendidikan Islam tidak saja dalam rangka
membina manusia beriman dan bertakwa, berketerampilan dan berbudaya, tetapi
manusia yang mampu mengatasi berbagai maslah dalam kehidupan, kemasyarakatan
dan kemanusiaan, sehingga ia mampu memposisikan dirinya menjadi manusia yang
berkualitas bagi agama, masyarakat dan bangsanya.[17]
Menurut
Yusuf Amir Faisal, bahwa pendidikan islam dengan bertitik tolak dari perinsip
Iman-islam-ihsan atau akidah-ibadah-akhlak untuk menuju satu sasarankemuliaan
manusia dan budaya yang diridhai oleh Allah Swt, setidak-tidaknya memiliki
fungsi-fungsi,[18]
sebagai berikut :
1.
Individualisasi
nilai dan ajaran islam demi terbentuknya derajat manusia yang muttaqimdalam
bersikap, berpikir dan berperilaku.
2.
Sosialisasi
nilai-nilai dan ajaran Islam demi terbenruknya umat Islam.
3.
Rekayasa
kultur umat Islam demi terbentuk dan berkembangnya peradaban Islam.
4.
Menemukan,
mengembangkan, serta memelihara ilmu, tekhnologi, keterampilan demi
terbentuknya para manjer dan manusia
profesional.
5.
Pengembangan
intelektual muslim yang mampu mencari, mengembangkan serta memelihara ilmu dan
tekhnologi.
6.
Pengembangan
pendidikan yang berkelanjutan dalam bidan ekonomi, fisika, kimia, seni musik,
seni budaya, politik, olah raga, kesehatan, dl
7.
Pemgembangan
kualitas muslim dan warga negara sebagai anggota dan pembina masyarakat yang
berkualitas kompetitif.
D.
HubunganantaraTujuanHidupdanTujuanPendidikandalam
Islam
Pada
dasarnya tujuan pendidikan merupakan keristalisasi nilai-nilai. Yang di maksud
nilai-nilai ialah daya pendorong dalam hidup, yang memberi makna dan
pengabsahan pada tindakan seseorang.[19]
Tujuan
pendidikan ditentukan oleh pendidik sebagai orang yang mengarahkan peroses pendidikan.
Karenanya tujuan pendidikan berkaitan erat dengan nilai-nilai yang di junjung
tinggi oleh pendidik di dalam hidupnya. Dengan perkataan lain, tujuan
pendidikan tidak bisa di pisahkan dari tujuan hidup pendidik. Tujuan pendidikan
Islam sama dengan tujuan hidup yang di tetapkan oleh Allah. Di dalam al-Qur’an
Allah telah memberitahukan tujuan diadakannya atau dihidupkannya manusia atau tujuan hidup manusia, (lihat dalam Q.S.
adz-Dzariyat, ayat 56)
Dengan
demikian tujuan hidup, tujuan hidup manusia adalah untuk menjadipengabdi Allah,
menjadi pelayang Allah, penurut kemauan Allah. Orang yang menurut kemauan Allah
itu dinamakan juga taqwa. Orang yang paling tinggi derajat nilai dirinya dan
paling mulia di sisi allah adalah orang yang paling bertakwa.[20]
Pendidikan
Islam bukan hanya pengajaran teoritis, melainkan juga benar-benar melakukan
pembentukan kecakapan riil yang diperlukan bagi seorang pengabdi Allah yang
mendapat tugas sebagai khalifa di bumi, pengabdi Allah dinamakan juga orang
takwa itubukanlah ahli teori keagamaan, melainkan tahu dengan jelas dan lengkap
seluruh isi ajaran Allah di dalam Al-Qur’an dan cakap cakap mengerjakannya
kedalam peraktek hidup sehari-hari, baik selaku individu maupun selaku
keluarga, warga masyarakat dan bangsa.[21]
E. Fungsi Filsafat Pendidikan Islam Terhadap
Pendidikan Islam
Adapun fungsi-fungsi Filsafat Islam Terhadap
Pendidikan Islam,[22]
yaitu :
1.
Teori
umum bagi pendidikan, sepanjang filsafat pendidikan islam tersebut mengarah
terhadap apa dan bagaimana seharusnya pendidikan islam itu dilaksanakan.
2.
Kritik
terhadap asumsis-asumsi yang dipegangi oleh para pendidik dan tenaga
kependidikan. Jika pegangan peraktik pendidikan yang dilakukan oleh pendidik
tidak menjiwai nilai-nilai Islam baik dalam pembentukan teori, konsep maupun dalam konsep peraktiknya, maka filsafat
pendidikan islam pada saat menjalankan tugas profesinya.
3.
Sebagi
efaluasi dan sintesis terhadap kesenjangan-kesenjangan,
pertentangan-pertentangan teori dan peraktiknya, antara teori dan teori
lainnya, antara satu metode dengan metode lainnya sehingga jika tidak ada
kecocokan atau tidak sinkron, maka dapat segera diperbaiki.
4.
Analisis
terhadap konsep-konsep dan istilah-istilah pendidikan. Banyak Istilah dalam
lapangan pendidikan yang harus didefinisikan dan dikembangkan, ditafsirkan dan
dianalisis. Maka dari itu, supaya istilah-istilah, konsep-konsep dan ide-ide
yang berkembang itu sesuai (sinkron) dan menjadi kesamaan persepsi dikalangan
pendidik, maka perlu dianalisis, diselaraskan, dikaitkan satu dengan yang lain
menjadi jalinan yang harmonis dan teratur.
5.
Normatif,
Filsafat pendidikan Islam dijadikan sebagai penentu arah, pedoman, petunjuk dan
pembimbing teori dan peraktik pendidikan. Dia memberi norma dan pertimbangan
bagi kenyataan-kenyataan yang ada dalam pendidikan baik dalam hal konsep,
teori, prinsip maupun dalam proses pendidika. Hal ini berarti dengan ini
sekaligus dapat menyeleksi dan mengontrol arus mana yang harus dipakai dan mana
yang harus ditolak dalam peraktek pendidikan di lapangan. Bahkan fungsi
normatif ini sebagai kritis keberhasilam dalam proses pendidikan.
BAB
III
PENUTUP
A. Pengertian Pendidikan Islam
Definisi
pendidikan Islam yang dikemukakan nampak sekali persoalan usaha membimbing ke
arah pembentukan keperibadian, dalam arti akhlak menjadi perhatian utama, di
samping kearah perkembangan diri.
- PerbedaanTerm Tarbiyah, TaklimdanTakdib’
Ada tiga istilah yang
dianggap memiliki arti dalam yang dekat dan tepat dengan pendidikan Islam, ketiga istilah itu adalah Tarbiyah(تربية)Ta’lmi(تعلم) ,
dan Ta’dib (تآديب) . Kendati pun demikian, dalam hal-hal
tertentu, ketiga term memiliki kesamaan makna. Namun secara esensial. Setiap
terma memiliki perbedaan, baik secara tekstual maupun kontekstual.
C.
Fungsi
Pendidikan Bagi Manusia dalam Islam
Dengan demikian dapat, dipahami bahwa fungsi
pendidikan Islam tidak saja dalam rangka membina manusia beriman dan bertakwa,
berketerampilan dan berbudaya, tetapi manusia yang mampu mengatasi berbagai
maslah dalam kehidupan, kemasyarakatan dan kemanusiaan, sehingga ia mampu
memposisikan dirinya menjadi manusia yang berkualitas bagi agama, masyarakat
dan bangsanya
- HubunganantaraTujuanHidupdanTujuanPendidikandalam Islam
Tujuan pendidikan ditentukan oleh pendidik
sebagai orang yang mengarahkan peroses pendidikan. Karenanya tujuan pendidikan
berkaitan erat dengan nilai-nilai yang di junjung tinggi oleh pendidik di dalam
hidupnya. Dengan perkataan lain, tujuan pendidikan tidak bisa di pisahkan dari
tujuan hidup pendidik. Tujuan pendidikan Islam sama dengan tujuan hidup yang di
tetapkan oleh Allah
Daftar
Pustaka
Abdullah, Abd. Rahman. 2002. Aktualisasi
konsep dasar Pendidikan Islam (rekonsstruksi pemikiran tinjauan filsafat
pendidikan Islam), Yogyakarta: UII Press.
Budiman, Nasir. 2001.Pendidikan dalam Persepektif
Al-Qur’an, Jakarta: Madani Press,
Hawi, Akmal. 200.Dasar-dasar
Pendidikan Islam, Palembang : IAIN Raden Fatah Press,
Noer Aly, Hery, 1999. Ilmu Pendidikan
Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu.
Muchtar, Hery Jauhari, 2008. Fikih Pendidikan,
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mukodi, 2010.Pendidikan Islam
Terpadu, reformasi pendidikan di era gelobal,Yogyakarta : Magnum Pustaka.
M. Arifin, 1993. Filsafat Pendidikan Islam,
Jakarta ; Bumi Aksara.
Siregar, Maragustan,2010.Mencetak Pembelajar
Menjadi Insan Paripurna, (Filsafat Pendidikan), Yogyakarta: Nuha Lentera.
-------------------------, 2010. Filsafat
pendidikan Islam, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Usa, Muslim dan Wijdan SZ, Aden. 1997.Pemikiran
Islam dalam Peradaban Industrial, Yogyakarta: Aditya Media.
UU RI. No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS
dan PP R.I. Tahunn 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Wajib Belajar,
Bandung : Citra Umbara.
[1]Depertemen
Agama, Al-Qur’an san Terjemahannya, Bandung : J-ART, 2005, Hlm.560
[2]Hery
Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Cet. II, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2008, Hlm., 1
[3]
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III, Jakarta ; Bumi Aksara,
199), Hlm. 11
[4]UU
RI. No. 20 Tahun 2003 tentang SINDIKNAS dan PP R.I. Tahunn 2010 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan dan Wajib Belajar, Cet. II Bandung : Citra Umbara
[5]M.
Arifin, Filsafat Pendidikan Islam,Hlm. 12
[6]Ibid,.Hal.
13
[7]Muslim
Usa dan Aden Wijdan SZ., Pemikiran Islam dalam Peradaban Industrial, Yogyakarta:
Aditya Media, 1997. Hlm., 35-36
[8]Nasir
Budiman. Pendidikan dalam Persepektif Al-Qur’an, Cet.I, Jakarta: Madani Press, 2001. Hlm. 1
[9]
Abd. Rahman Abdullah. Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Islam
(rekonsstruksi pemikiran tinjauan filsafat pendidikan Islam) Cet. I, (Yogyakarta:
UII Press, 2002. Hlm. 34-37
[10]Zuhairini
dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : DJPKA. 1988. Hlm. 10
[11]Abd.
Rahman Abdullah. Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Hlm.21
[12]Hery
Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999, Hlm.,
4
[13]
Mukodi, Pendidikan Islam Terpadu, reformasi pendidikan di era gelobal,
Yogyakarta : Magnum Pustaka, 2010, Hlm., 2-3
[14]Maragustam
Siregar, Fisafat Pendidikan Islam, Yogyakarta : 2010, Hlm., 30-32
[15]Mukordi,
Pendidikan Islam Terpadu........ Hlm., 4
[16]Mukodi,
Pendidikan Islam Terpadu,... Hlm., 9
[17]Abd.
Rahman Abdullah., Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Islam... Hal.,54
[18]Ibid,
Hal., 56
[19]Hery
Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam ... Hal.56
[20]Akmal
Hawi. Dasar-dasar Pendidikan Islam, Palembang : IAIN Raden Fatah Press,
2005, Hlm., 10
[21]ibid
, Hal., 11-12
[22]Maragustan
Siregar, Mencetak Pembelajar Menjadi Insan Paripurna, (Filsafat Pendidikan),
Yogyakarta: Nuha Lentera, 2010, hlm., 44-45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar